Ikan Bakar Durian: Ilfeel vs liked, Berpihak Siapa?

Bookmark and Share
Buah durian. Menurut saya, buah itu paling fenomenal se-dunia. Kenapa? Sebab, tak sedikit orang yang tergila-gila alias menyukainya. Begitu tiba musimnya, hampir semua pedagangnya dikerubungi konsumen.

Sepertinya konsumen juga rela-rela saja merogoh kocek dalam-dalam agar bisa melahapnya tanpa ampun. Tandas, hingga ke bagian permukaan dalam kulit dan permukaan luar bijinya. Maklum, durian tergolong buah yang relatif bertarif mahal.

Ketika musim durian tiba, dapat dipastikan juga hampir semua stasiun televisi menayangkan antusiasme publik akan kelezatan king of fruit, begitu orang bule biasa menyebut durian. Bahkan, terkadang ada juga pewarta yang ikut-ikutan mempresentasikan kelezatan rasa durian.

Fenomena tersebut, sepertinya sudah cukup untuk membuktikan bahwa banyak juga orang-orang yang suka durian.

Di lain pihak, tak sedikit pula orang-orang di luaran sana yang tak mau dekat-dekat dengan buah ini. Mencium baunya saja, serasa ingin mutah. Apalagi kalau sampai dipaksa melahap daging buah durian.

Jika Anda pernah nonton film "Eat Pray Love" yang dibintangi Julia Roberts, ada sebuah adegan yang cukup memberikan penjelasan kenapa sampai ada orang-orang yang tak suka dengan buah ini.

Saat Julia-yang memerankan tokoh Liz-jalan-jalan di sebuah pasar tradisional di Bali, dia menjumpai setumpuk durian yang dijual pedagang. Saat itu dia ditemani Philpe, kenalannya di Bali.

Liz tertarik untuk memegang buah yang punya tampilan luar yang unik itu, sembari bertanya, "Apa ini?" Belum sampai tangannya berhasil memegang, Philipe langsung menghadang dan berkata, "Jauhi (buah) itu. Baunya seperti kaos kaki busuk." Merekapun berlalu tanpa sempat menyentuh durian yang tadi ada di depan mata.

Saking fenomenalnya, di luaran sana, sampai-sampai banyak sajian kuliner yang notabene telah mapan, (dalam artian sudah punya penggemar tersendiri dan sudah cukup populer, seperti cokelat, jenang atau dodol) namun tetap dikolaborasikan dengan buah durian.

Entah apa maksud dari orang-orang yang mengkolaborasikannya. Bisa jadi itu sebagai upaya coba-coba untuk menggoda minat orang-orang yang sebelumnya tak suka salah satunya menjadi suka semuanya. Atau, iseng saja. Sekadar coba-coba, siapa tahu enak rasanya.

Eit, tak sebatas itu. Ada juga kolaborasi tak wajar yang memakai durian. Bila Anda kebetulan singgah di Trenggalek, Jawa Timur, silakan belok arah ke kawasan wisata Pantai Karanggongso.

Nah, di sana Anda bakal menjumpai sederetan rumah makan pinggir pantai yang menyajikan berbagai menu seafood. Mulai dari ikan tongkol sampai bayi hiu, bisa Anda temukan. Mau digoreng atau dibakar, terserah selera Anda.

Di antara sederetan rumah makan di sana, ada satu rumah makan yang menawarkan menu yang proses pengolahannya tak wajar. Yaitu, ikan bakar durian.

Ikan bakar umumnya dibakar pakai arang kayu atau tempurung kelapa. Tapi, menu seafood itu di bakar dengan arang dari kulit durian. Itu latar bekalang menu itu disebut ikan bakar durian.

Pastinya, Anda yang suka durian langsung tertarik untuk melahapnya. Ketertarikan itu bisa jadi juga berlaku buat Anda yang seafood lover tapi tak suka durian.

Eit, sabar dulu. Lupakan ketertarikan itu sejenak. Pastikan Anda tahu dulu bahwa harga durian, itu relatif mahal.

Kulit durian-yang nantinya dipakai untuk membakar ikan-didapat dari limbah para pedang durian tak jauh dari kawasan wisata Pantai Karanggongso. Sampah berupa kulit durian bisa didapat dengan mudah di sana. Wajar, karena tak sedikit konsumen durian yang melahapnya di muka para pedagangnya di kawasan tersebut.

Setelah dibelah, tanpa basa-basi, durian lovers langsung mengambil daging durian pakai tangan. Daging durian yang bertekstur lembek, lengket dan mulus itu tandas lumer dimulut. Yang tersisa hanya sedikit dagingnya saja yang kebetulan menempel dibagian dalam kulitnya lantaran lengket. Atau, terkena belepotan jari tangan yang sarat dengan sisa daging durian yang tak sempat termakan ketika mengambil daging durian untuk yang kedua kalinya dan seterusnya.

Nah, kulit durian itulah yang dipakai untuk membakar ikan. Ketika ikan dibakar memakai itu, aroma durian langsung menyeruak. Tak sedikit orang yang memesan menu seafoot tersebut.

Metode pembakaran seperti itu cukup berhasil memberikan aroma durian pada ikan bakar ketika sudah matang. Paling tidak, itu adalah komentar beberapa orang yang pernah mencobanya. Ada sensasi tersendiri ketika menyantap ikan bakar durian ketimbang dibakar pakai metode umumnya.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar