Menelusuri Kelezatan Soto dan Sate Peninggalan Sunan Kudus

Bookmark and Share
Di sebalah timur Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di sebelah timur Kota Semarang di mana kalian bisa menikmati metamorfosa distrik Pencinan Semarang di bawah paparan sinar rembulan, pernah tinggal seseorang bernama Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan. Ia adalah putra dari pasangan Sayyid Fadhal Ali Murtazha dan Syarifah Dewi Rahil. Disebut-sebut, dia adalah keturanan ke-24 dari Nabi Muhammad penyebar Agama Islam. Sama seperti nenek moyangnya. Di wilayah itu, Sayyid Ja'far Shadiq juga menyebarkan Agama Islam. Hingga dia diberi julukan sunan. Ya, dia adalah Sunan Kudus. Nama Kudus diberikan kepadanya karena dia menyiarkan agama Islam di wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Kudus. Pada abad ke 15, wilayah itu disebut Tajug.


Sebelum Islam dikenal, atau sebelum berada di bawah kekuasaan Kesultanan Demak, mayoritas penduduknya memeluk agama Hindu. Dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Kudus begitu santun. Bukti dari kesantunannya adalah, menekankan kepada santri atau pengikutnya untuk tidak mengonsumsi daging sapi, meskipun dalam ajaran Islam orang muslim tidak dilarang mengonsumsi daging sapi. Alasannya, tidak lain adalah untuk menghormati serta menghargai umat Hindu pada masa itu yang menyucikan hewan tersebut. Praktis masyarakat Kudus pada masa itu tidak mengonsumsi daging sapi. Menu masakan yang umumnya berbahan daging sapi, seperti sate atau soto, tidak menggunakan daging sapi. Daging itu diganti dengan daging kerbau, yang sepintas mirip dengan daging sapi. Meskipun mirip, tetap saja daging sapi berbeda dengan daging kerbau. Tekstur daging kerbau lebih kuat di banding daging sapi. Ditengok dari segi cita rasa, daging kerbau memiliki kekhasan tersendiri.

Penekanan dari Sunan Kudus dipatuhi oleh umat Islam di wilayah Kudus. Maka tak heran bila di wilayah Kabupaten Kudus lebih banyak soto daging kerbau atau sate kerbau, ketimbang masakan sejenis yang dibuat dari daging sapi. Dan, kini dua jenis masakan tersebut menjadi masakan khas Kabupaten Kudus yang memiliki cita rasa yang begitu menggoda selera. Tak sedikit masyarakat pendatang atau yang sekadar melintas, merasa harus menyempatkan diri untuk mencicipi sate kerbau dan soto kerbau khas Kabupaten Kudus.

Dari sekian banyak warung yang menjajakan menu soto kudus, berikut ini adalah tempat makan soto kudus yang cukup populer di wilayah tersebut, yakni soto kerbau yang ada di Jalan Johar dan Jalan Letkol Tit Sudono. Adapun warung satu kerbau yang cukup populer, di antaranya yang berlokasi di sekitar Jalan Wergu dan Ruko KH Agus Salim. Di lokasi tersebut tidak hanya satu warung makan saja yang menjual soto kerbau atau sate kerbau. Teman-teman bisa menanyakannya kepada warga sekitar, di warung makan yang rasa soto kerbau atau sate kerbaunya paling enak.

Mungkin, cita rasa soto kerbau atau sate kerbau dapat dimasukkan ke dalam kategori aneka makanan dan minuman pemicu good mood. Menikmati kedua sajian kuliner khas Kudus tersebut, rasanya tak kalah menariknya dengan memburu nasi pecel tersohor di Kota Lumpia, eksplor sensasi masakan Sunda di Banana Inn, menjajal kuliner katrok dari Ibu Kota Nusantara yang tetap disegani tajinya atau menyingkap tabir sup iga bakar di balik Taman Singosari. Simak juga referensi wisata kuliner yang lain, trik masak, aneka resep masakan dan aneka resep minuman di sitemap County Food.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar