Setiap orang pasti punya restoran atau warung makan favorit. Alasannya, satu dari sekian banyak restoran atau warung makan itu, ada menu yang difavoritkan oleh masing-masing orang. Ambil contoh, menu favorit berupa nasi goreng.
Tapi, kalau dipikir-pikir, padahal sebenarnya banyak warung makan lain yang juga menyajikan menu serupa? Bahkan, ada juga beberapa warung makan yang menyajikan menu nasi goreng di dekat tempat tinggal kita. Tetapi, kenapa malah warung makan yang letaknya jauh di seberang sana yang jadi favorit?
Ya, itu soal selera. Menu yang disajikan boleh sama, tapi kalau sudah menyangkut soal cita rasa, bukankah hal itu bergantung pada selera masing-masing?
Tak hanya menu nasi goreng, dari sederetan menu kuliner favorit lainnya yang dijajakan oleh warung makan langganan kita, apakah kita berani memberikan jaminan bahwa orang-orang yang menyajikan menu favorit itu tidak memakai MSG (monosodium glutamate)?
Menyinggung soal MSG, bahan yang mempunyai fungsi sebagai penguat cita rasa gurih pada menu masakan ini kerap dikait-kaitkan dengan isu kesehatan. Mengonsumsi MSG secara berlebihan disebut-sebut dapat memicu munculnya penyakit kanker, kelumpuhan akibat penumpukan asal glutamate di jaringan sel otak, gangguan lambung, gangguan tidur, mual-mual, hipertensi, asma, diabetes, sakit kepala, mulut kering hingga penurunan tingkat kecerdasan.
Layaknya sebuah kontroversi, ada juga segelintir orang yang meyakini bahwa MSG aman untuk dikonsumsi, bahkan tanpa harus memperhatikan takaran penggunaannya. Segelintir orang ini juga meyakini bahwa MSG tak akan memberikan dampak negatif jangka panjang bagi kesehatan.
Kalau sudah demikian, Anda mau berpihak siapa? Menghindari MSG atau tetap mengonsumsi MSG yang besar kemungkinan ada pada menu favorit yang dijajakan di warung makan langganan Anda?
Pada dasarnya, ada beberapa bahan makanan yang fungsinya sama dengan MSG. Tapi, yang jelas bahan makanan ini relatif aman untuk dikonsumsi, dibandingkan harus mengonsumsi MSG yang selalu dibayang-bayangi isu buruk soal kesehatan itu. Dan, bahan ini dapat dijadikan sebagai trik membuat masakan tetap sedap dan lezat tanpa menggunakan MSG.
Bahan yang pertama adalah udang atau ebi kering. Dua jenis menu seafood ini menyimpan cita rasa gurih. Udang dan ebi biasa dipakai oleh juru masak di restoran yang mengkhususkan menu yang disajikan untuk tidak memakai MSG. Tapi, persoalannya adalah, bagaimana mengolah udang atau ebi agar dapat ditambahkan ke dalam setiap masakan. Misalnya, pada menu ayam goreng. Dengan cara atau metode seperti apa sehingga rasa gurih dari menu ayam goreng dapat merasuk ke manu ayam goreng?
Simak trik berikut ini. Cita rasa gurih ebi dan udang akan lebih mudah merasuk bila diubah menjadi serbuk. Lalu, bagaimana caranya? Begini:
- Siapkan udang atau ebi. Anda boleh pilih salah satu. Bila memakai udang, pilih yang berukuran kecil. Anda boleh juga memakai udang rebon.
- Cuci bersih, kemudian balur dengan air jeruk nipis untuk menghilangkan bau amis. Diamkan beberapa saat (lebih kurang 10 menit). Kemudian, tiriskan.
- Goreng udang dan epi tanpa minyak goreng hingga kandungan air dalam udang atau ebi benar-benar menyusut. Cara menggoreng tanpa minyak biasa disebut disangrai. Ketika melakukan teknik masak seperti ini, perhatikan besar kecilnya api. Bila wajan untuk menyangrai terlalu panas, kecilkan apinya. Aduk terus, jaga agar ebi atau udang tidak gosong.
- Setelah benar-benar menyusut kandungan airnya, angkat. Jemur di bawah paparan sinar matahari selama 1-2 hari (bergantung tinggi rendahnya suhu paparan sinar matahari) hingga benar-benar mengering sempurna.
- Setelah itu, udang atau ebi dihaluskan memakai blender hingga halus sempurna. Simpan di dalam wadah yang kering dan kedap udara. Bila memasak menu masakan yang menonjolkan cita rasa gurih, tinggal tambahkan bubuk udang atau bubuk ebi yang telah disimpan tadi. Soal takaran, sesuai selera masing-masing. Nah, sekarang Anda sudah punya MSG berbahan udang atau ebi. Dan, tentunya MSG yang satu ini relatif aman buat kesehatan.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar