SAJIAN ALA HOKBEN YANG MAKIN DIGEMARI PESERTA KURSUS DI TRISTAR CULINARY INSTITUTE

Bookmark and Share


Sajian fast food memang semakin banyak digemari oleh masyarakat kita. Selain rasanya yang enak namun juga karena sajian ini yang tergolong praktis bagi sebagian orang yang disibukkan dengan berbagai aktivitas. Namun tak ada salahnya bila kita membuat sendiri aneka makanan fast food sendiri di rumah. Selain Anda bisa mengontrol mutu bahannya, Anda juga bisa membuat berbagai variasi baru aneka makanan fast food. Maraknya sajian fast food yang memberikan berbagai pilihan, tentu akan semakin menambah variasi makanan untuk Anda nikmati. Adapun beberapa beberapa contoh hidangan fast food yang banyak dijual di pasaran adalah ayam goreng renyah, burger juga aneka makanan ringan yang dijual di gerai fast food makanan oriental dan sering disebut dengan sajian ala Hokben.

Untuk alas an itulah, kali ini Tristar Culinary Institute yang beralamatkan di Jl. Raya Jemursari 234 mengadakan kursus dengan tema Hokben. Kursus yang dilaksanakan pada hari Selasa (15/06) ini dimulai pada pukul 13.30 dengan tema Hokben ini ternyata makin digemari. Setidaknya 3 orang peserta mengikuti jalannya kursus ini. Tidak hanya peserta yang datang dari Surabaya saja, namun kesempatan kursus kali ini 2 orang peserta datang dari Banjarmasin- Kalimantan Selatan. Dewi dan Fenny memang sengaja datang jauh-jauh dari Kalimantan memang khusus untuk mengikuti berbagai kursus kuliner di Tristar Culinary Institute.

Adapun materi dengan tema Hokben ini, para peserta akan diajarkan cara membuat Egg Chicken Roll, Breaded Chicken Ball, Ekkadodan Torino Teba atau Sayap Ayam Isi. Hidangan ini memang kerap kali kita temui di berbagai gerai yang menyediakan makanan ringan kuliner oriental ini. Sehingga hal ini semakin menambah semangat para peserta untuk bisa membuatnya. Pada awal kursus, para peserta terlebih dahulu diberikan penjelasan secara rinci oleh Pak Yanuar selaku pengajar tentang berbagai bahan yang akan digunakan dalam materi yang dipraktikkan nantinya.



Setelah penjelasan dan sesi tanya jawab mengenai bahan selesai disampaikan, acara kursus berlanjut dengan praktik bersama. Terlebih dahulu peserta ditugaskan untuk menyiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk praktik.

Bila semua bahan selesai disiapkan, maka para peserta akan dipandu oleh Pak Yanuar dan dibantu oleh Cyrilla, salah seorang mahasiswa Tristar Culinary Institute ini untuk mempraktikkan berbagai materi yang ada.

Adapun materi yang pertama kali dipraktikkan adalah egg chicken roll. Dan ternyata untuk membuat makanan ini terbilang cukup mudah, Anda tinggal membuat kulit seperti kulit lumpia kemudian Anda beri isian adonan ayam diatasnya kemudian digulung dan digoreng.


Berlanjut dengan materi selanjutnya adalah pembuatan breaded chicken ball. Pada dasarnya makanan ini menyerupai pembuatan nugget, namun bentuknya bulat dan terdapat beberapa bahan yang berbeda dengan pembuatan nugget. Terlebih dahulu adonan yang terdiri dari daging ayam giling, wortel dan bumbu-bumbu dicampur, kemudian dibentuk bulat dan diberikan adonan lapisan kemudian digoreng. Namun bila Anda ingin memproduksi makanan ini, sebaiknya simpan makanan ini dalam kondisi beku dan belum digoreng. Selain memberikan penjelasan cara membuatnya, berbagai tips seputar cara penyimpanan untuk dijadikan makanan beku atau frozen food juga diberikan.


Materi yang dipraktikkan selanjutnya adalah Ekkado. Makanan yang satu ini boleh dibilang cukup populer. Karena kita bisa menemui makanan ini di berbagai pasar swalayan terutama di bagian makanan beku. Kita bisa menemuinya dalam kondisi beku baik dalam kemasan ataupun curah/ ditimbang.Walau terlihat sulit ternyata membuat ekkado cukup mudah. Makanan yang berbentuk kantung ini terbuat dari udang kupas yang dicampur dengan bumbu dan bahan lainnya kemudian dihaluskan. Adonan udang ini kemudian diletakkan diatas kulit tahu dan diberi telur puyuh kemudian bagian atasnya diikat dengan tali. Setelah itu, ekkado siap untuk digoreng.

Bagian terakhir materi praktik adalah pembuatan torino teba atau sayap ayam isi. Boleh dibilang materi inilah yang membutuhkan keahlian ekstra. Karena para peserta harus bisa mengeluarkan tulang yang terdapat dalam sayap ayam tanpa harus merobek kulitnya. Sebagai pengajar, tentu pak Yanuar mewajibkan setiap peserta untuk ikut belajar mengeluarkan tulang ayam dari sayap. Dengan telaten Pak Yanuar mendampingi setiap peserta agar cepat bisa. Setelah tulang bisa dikeluarkan, adonan isian segera dimasukkan ke dalam sayap kemudian digoreng hingga matang.


Kursus yang berjalan sekitar 3 jam ini, akhirnya berhasil diselesaikan. Para peserta mengaku puas mengikuti jalannya kursus ini karena menambah wawasan dan pengetahuan. Dewi dan Fenny pun ingin menjadikan masakan yang sudah mereka praktikkan ini sebagai salah satu menu di resto-nya yang akan mereka buka dalam waktu dekat di Kalimantan. Tak hanya itu saja, peserta juga bisa langsung membawa pulang makanan hasil praktiknya.


/nv

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar